Kamis, 10 April 2025. Pukul 23 : 11 WIB

Ada cerita mengharukan saat Yayasan Amal Peduli Nusantara mendatangi lima lansia yang hidup dalam keterbatasan di daerah Mauk, Tangerang. Satu per satu, bantuan sembako diserahkan dengan penuh kepedulian.

Di antara penerima bantuan, terdapat Atmut, seorang lansia yang kini hanya bisa berbaring lemah karena stroke. Ia hidup bersama sang istri yang sehari-hari berjualan sayur keliling demi menghidupi mereka berdua.

Walau sederhana, semangat sang istri menjadi harapan yang terus menjaga mereka bertahan.

Kemudian ada Aya, lansia sebatang kara yang mengalami gangguan penglihatan di mata kanannya akibat benturan keras beberapa tahun lalu.

Di rumah yang sunyi, ia bertahan hidup dari hasil bertani kecil-kecilan yang tak menentu.

Nirah, sosok lain yang menerima bantuan, Usianya yang renta membuatnya sering sakit-sakitan. Ia tinggal bersama satu-satunya anak dan mengandalkan hasil dari ladang kecil mereka.

Meski tubuhnya telah menua dan lelah, semangatnya tak pernah padam.

Seorang lansia lainnya, Roim yang juga mengalami stroke hanya bisa beristirahat di rumah, sementara sang istri menjadi tukang urut keliling.

Setiap usaha yang istrinya lakukan adalah bentuk semangatnya untuk bertahan hidup bersama suaminya.

Dan terakhir, ada Yuyun, yang menjalani hari-harinya sendirian. Untuk bertahan hidup, ia memulung plastik bekas.

Tubuh tuanya menjadi semakin lelah, namun ia tetap penuh harapan.
Bantuan sembako yang diberikan mungkin tidaklah seberapa, namun maknanya luar biasa. Ini bukan hanya soal makanan, tapi tentang perhatian di saat-saat sulit. Tentang pengingat bahwa mereka tidak sendiri.
Yayasan Amal Peduli Nusantara percaya bahwa kebaikan sekecil apapun, jika dilakukan bersama, mampu menciptakan perubahan besar. Dan hari itu, di Mauk, Tangerang, kebaikan itu mengalir dalam bentuk senyum, harapan dan kepedulian.