Selasa, 4 November 2025. Pukul 18:23 WIB

( Dokumentasi : Banjir akibat tanggul jebol di Kabupaten Bekasi , foto bersumber dari situs Metrotv )
BEKASI — Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bekasi sejak Senin pagi, 3 November 2025, menyebabkan Kali Cikarang meluap dan tanggul jebol di beberapa titik. Air yang datang deras dari hulu membuat tujuh kecamatan terendam dengan ketinggian air mencapai 140 sentimeter di wilayah terdalam.
Menurut laporan BNPB, ada 3.548 jiwa terdampak dan 712 kepala keluarga harus mengungsi ke tempat aman. Kecamatan paling parah antara lain Sukatani, Serang Baru, Cikarang Utara, dan Cibitung. Di beberapa lokasi, rumah, sekolah, dan fasilitas umum ikut tergenang.

( Dokumentasi : Kondisi Tanggul Kali Srengseng di Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, tampak lebih surut debit airnya usai jebol, foto bersumber dari situs Poskota )
“Air naik cepat sekali, sekitar pukul dua dini hari sudah masuk rumah,” kata seorang warga Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani, saat ditemui tim relawan.
Pemerintah daerah dan BPBD Kabupaten Bekasi bergerak cepat mendirikan pos pengungsian dan menyalurkan bantuan logistik. Bupati Bekasi juga turun langsung meninjau lokasi tanggul jebol di Desa Sukamanah, memastikan evakuasi berjalan lancar dan pompa air berfungsi optimal.
Hingga Selasa pagi, petugas gabungan bersama relawan terus melakukan penyedotan air, perbaikan tanggul sementara dengan karung pasir (geobag), dan pendataan rumah warga yang rusak.
Mengapa Banjir Terjadi?

( Dokumentasi : Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang saat meninjau banjir di Desa Sukamanah, foto bersumber dari situs Metrotv)
BMKG dan BNPB menjelaskan bahwa banjir kali ini disebabkan oleh kombinasi faktor:
- Hujan intensitas tinggi yang turun berjam-jam,
- Kiriman air dari wilayah hulu,
- Sistem drainase yang kurang memadai, dan
- Jebolnya tanggul Kali Cikarang di Desa Sukamanah.
Kondisi ini menjadi pengingat penting bahwa pengelolaan sungai dan sistem drainase di daerah rawan banjir perlu diperkuat, terutama menjelang puncak musim hujan pada November–Februari.
Harapan dari kami untuk mereka
Ribuan warga kini tengah berjuang memulihkan kehidupan mereka. Banyak keluarga kehilangan barang berharga dan belum bisa kembali ke rumah. Yayasan Amal Peduli Nusantara menyampaikan turut keprihatinan kami kepada semua warga yang terdampak bencana banjir di bekasi. Semoga terjadi pemulihan cepat dan ada penanganan baik dari pemerintah setempat agar tidak terjadi kejadian serupa.

