Jumat, 10 Oktober 2025. Pukul 19:32 WIB

( Dokumentasi : Kebakaran yang menghanguskan 5 rumah di tambora, foto bersumber dari situs beritasatu )
Suasana pagi di Jalan Pangeran Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat, berubah menjadi kepanikan pada Jumat (10 Oktober 2025). Api tiba-tiba muncul dan dengan cepat melahap rumah-rumah warga di kawasan padat penduduk itu. Dalam hitungan menit, lima rumah hangus terbakar, meninggalkan puing dan kesedihan mendalam bagi keluarga yang kehilangan segalanya.
Menurut keterangan warga, api diduga berasal dari percikan las besi saat ada kegiatan perbaikan di salah satu rumah. Percikan kecil itu mengenai bahan mudah terbakar dan langsung menjalar ke atap rumah di sekitarnya. Karena jarak antarbangunan sangat rapat, api pun cepat membesar dan sulit dikendalikan.
“Api langsung naik ke atap, semua orang panik. Kami hanya sempat menyelamatkan anak-anak dan surat-surat penting,” ujar salah satu warga dengan mata berkaca-kaca.

( Dokumentasi : Kebakaran yang menghanguskan 5 rumah di tambora, foto bersumber dari situs inews )
Tak butuh waktu lama, 21 unit mobil pemadam dan 105 petugas dikerahkan oleh Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat. Setelah berjuang hampir tiga jam, api akhirnya berhasil dipadamkan sekitar pukul 13.10 WIB.
Namun, upaya tersebut tak mampu menyelamatkan satu nyawa. Seorang pria berinisial AS (41 tahun), yang diketahui memiliki gangguan jiwa, ditemukan meninggal dunia di dalam rumahnya. Ia diduga terjebak dan tidak sempat keluar saat api membesar. Beberapa warga lainnya mengalami luka ringan akibat terkena pecahan kaca dan terjatuh saat berusaha menyelamatkan diri.

( Dokumentasi : Puing puing sisa kebakaran tambora, foto bersumber dari situs okezone )
Kebakaran ini berdampak besar bagi warga sekitar. Sekitar 50 orang dari 21 kepala keluarga kini harus tinggal sementara di Madrasah Miftahul Huda, yang dijadikan tempat pengungsian darurat. Di lokasi tersebut, mereka menerima bantuan makanan siap saji, selimut, biskuit, hingga popok bayi dari pemerintah dan berbagai pihak yang peduli.
Hingga kini, petugas masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti kebakaran. Kerugian material ditaksir mencapai ratusan juta rupiah, dengan empat rumah rata dengan tanah dan satu rumah rusak berat.
Harapan dari kami
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa bencana bisa datang kapan saja dan di mana saja. Di balik tumpukan puing itu, masih ada harapan untuk bangkit.
Yayasan Amal Peduli Nusantara juga menyampaikan rasa empati yang mendalam kepada seluruh korban terdampak kebakaran di tambora. Kami juga berharap, tidak terjadi lagi kejadian serupa, terjadi pemulihan cepat oleh instansi setempat dan ada perhatian khusus dari pemerintah untuk wilayah yang rawan kebakaran.

