Jumat , 04 Oktober 2024, pukul 17.55 WIB

Pada tanggal 4 Oktober 2024, di jalan Dadap, Tangerang, Ketika sedang melakukan survey keliling. Tim Yayasan Amal Peduli Nusantara secara tak sengaja bertemu dengan Ibu Surinah, seorang penjual nasi keliling berusia 60 tahun yang sudah menjanda selama 5 tahun. Pemandangan ini sungguh memilukan. Ibu Surinah yang sudah tak lagi muda, berkeliling tanpa alas kaki. Menggenggam keranjang kecil penuh nasi dagangan yang entah akan laku atau tidak hari itu. Pandangan tim yayasan tertuju pada kakinya yang kotor dan tak terlindungi, membuat mereka segera menghentikan langkahnya.

Saat tim relawan menawarkan untuk mengantarnya pulang, Ibu Surinah bercerita dengan suara pelan. Seakan beban hidup yang ia pikul begitu berat. Keuntungan dari hasil jualannya hanya sekitar dua puluh ribu rupiah per hari setelah ia menyetorkan kepada pedagang yang menjadi sumber dagangannya. Hari-harinya tak mudah, tapi ia tetap bertahan, berkeliling tanpa lelah, berharap dagangannya habis agar bisa mencukupi kebutuhan sehari hari

Sesampainya di rumah, tim yayasan melihat pemandangan yang jauh dari layak disebut rumah. Sebuah rumah dengan dinding kayu dan atap yang bocor usang tempat Ibu Surinah beristirahat setiap malam. Rumah ini bukan sekadar tempat berlindung, tapi saksi bisu perjuangan seorang ibu yang tak kenal lelah demi menyambung hidup di tengah kerasnya kota.

Kehidupan Ibu Surinah adalah cermin dari ribuan jiwa lain yang seringkali tak tersentuh, namun tetap berjuang dalam diam. Mata tim yayasan berkaca-kaca, dan hati mereka tergerak untuk memberikan bantuan yang tak hanya berupa sembako, tetapi juga dukungan untuk tetap bertahan.