Selasa, 7 Oktober 2025. Pukul 14:19 WIB

( Dokumentasi : Genangan air di jalan protokol kota Mamuju setelah hujan lebat., foto bersumber dari situs mekora )
MAMUJU, 6 Oktober 2025 — Hujan yang tak kunjung berhenti sejak Senin sore membuat dua kecamatan di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, terendam banjir. Dalam hitungan jam, air dari pegunungan dan sungai meluap ke permukiman warga, memutus akses jalan utama, dan memaksa puluhan keluarga waspada menghadapi malam di tengah genangan air.
Hujan yang Tak Berhenti, Sungai yang Meluap
Sejak pukul 15.30 WITA, langit Mamuju berubah gelap dan hujan deras mengguyur tanpa henti selama beberapa jam. Air sungai Rarani di Kecamatan Kalukku tak mampu menampung debit air yang meningkat cepat. Tumpukan ranting dan batang pohon di bawah jembatan memperparah situasi — air pun meluap ke jalan dan rumah-rumah warga.
Sementara itu di Kecamatan Mamuju, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan genangan di berbagai titik perkotaan. Jalan Ir. Juanda, Baharuddin Lopa, hingga perempatan Cik Ditiro–Pengayoman di Kelurahan Rimuku berubah menjadi “lautan sementara” dengan tinggi air mencapai paha orang dewasa.
Beberapa warga sempat mengevakuasi kendaraan ke tempat yang lebih tinggi, sementara yang lain berupaya menyelamatkan barang-barang penting dari genangan air yang terus naik.
Puluhan Keluarga Terdampak

( Dokumentasi : Jalan dan area terdampak di daerah Kalukku yang terendam banjir, foto bersumber dari situs mekora )
Menurut data awal dari BPBD Mamuju, sedikitnya 60 kepala keluarga (KK) di Desa Kabuloang, Kecamatan Kalukku, terdampak langsung oleh banjir ini.
- Dusun Rarani Selatan menjadi lokasi terparah dengan sekitar 50 KK terdampak.
- Dusun Rarani Induk juga ikut kebanjiran, menenggelamkan lantai rumah hingga setinggi lutut orang dewasa.
Beberapa rumah terendam lumpur, dan akses jalan antar-dusun sempat terputus selama lebih dari empat jam. Jalan Trans Sulawesi, yang merupakan jalur vital lintas provinsi, sempat lumpuh total akibat ketinggian air.
Di Kecamatan Mamuju, genangan juga merendam area pemukiman padat di Rimuku dan Simboro. Meskipun air mulai surut menjelang malam, lumpur dan sisa banjir masih memenuhi halaman warga hingga esok harinya.
Respons Cepat dari Tim dan Pemerintah

( Dokumentasi : Petugas BPBD dan aparat setempat meninjau titik-titik banjir genangan, foto bersumber dari situs radarsulbar )
Setelah laporan diterima, BPBD Mamuju menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melakukan patroli, membantu warga, dan membersihkan saluran air yang tersumbat.
Sejumlah warga yang rumahnya tergenang mendapat bantuan darurat berupa air bersih, makanan cepat saji, serta perlengkapan dasar dari aparat desa dan relawan.
Kepala BPBD Mamuju mengatakan, hingga Selasa pagi, tidak ada laporan korban jiwa. Namun, kerugian material cukup besar, terutama bagi keluarga dengan rumah berstruktur kayu di tepi sungai.
Pemerintah daerah berjanji segera melakukan normalisasi aliran sungai dan pembersihan drainase di wilayah perkotaan untuk mencegah banjir susulan, mengingat curah hujan di wilayah Sulbar masih tinggi dalam beberapa hari terakhir.

