Bencana Sumatra Akhir November 2025 : Duka yang Menyatukan, Harapan yang Menguatkan

Senin, 1 Desember 2025. Pukul 20:08 WIB

( Dokumentasi : Kondisi Desa Bunin, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur setelah banjir bandang, Foto bersumber dari situs Metrotv/Antara )

Pray for Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat


Ketika hujan ekstrem turun tanpa henti sejak 25 November 2025, sebagian besar wilayah Sumatra — khususnya Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat — menghadapi salah satu bencana alam terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Banjir besar, longsor, dan banjir bandang melanda puluhan kota dan desa, meninggalkan duka yang mendalam bagi ribuan keluarga.

Hingga 30 November 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 442 orang meninggal dunia dan 402 orang masih hilang. Jumlah warga terdampak meluas hingga menyentuh sekitar 1,5 juta jiwa, sementara sekitar 570.000 orang harus mengungsi karena rumah mereka terendam atau rusak berat.

( Dokumentasi : Foto udara jembatan Kuta Blang yang putus akibat diterjang banjir di jalan lintas Nasional Banda Aceh, Foto bersumber dari situs Bisnis.com )

Kerusakan fisik juga sangat besar:

  • ±3.500 rumah rusak berat
  • ±4.100 rumah rusak sedang
  • ±20.500 rumah rusak ringan

Banyak infrastruktur publik — seperti jembatan, sekolah, dan fasilitas umum — ikut terdampak, memperlambat proses evakuasi dan penyaluran bantuan. Beberapa wilayah sempat terisolasi karena jalan terputus dan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan bantuan masuk dengan cepat.

BMKG menjelaskan bahwa intensitas hujan yang turun selama beberapa hari setara dengan curah hujan satu bulan. Siklon Tropis Senyar serta musim monsun menjadi pemicu utama, sementara kondisi lingkungan di hulu sungai — seperti deforestasi dan kerusakan daerah aliran sungai — memperburuk daya dukung alam dalam menahan aliran air besar secara tiba-tiba.

( Dokumentasi : Tim Sar & Tni besatu padu turun mencari korban banjir, Foto bersumber dari situs CNN/ANTARA )

Pemerintah provinsi telah menetapkan status darurat bencana dan melakukan penanganan intensif. Tim gabungan terus melakukan evakuasi, pencarian korban, serta pemulihan akses yang terputus agar bantuan dapat menjangkau seluruh wilayah terdampak.

Di tengah musibah besar ini, kita melihat bagaimana masyarakat, relawan, dan pihak berwenang berusaha saling menguatkan. Meski luka ini berat, semangat untuk bangkit tetap menyala.

Dari kami di Yayasan Amal Peduli Nusantara, kami menyampaikan rasa turut prihatin yang mendalam atas duka yang menimpa saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Semoga proses pemulihan berjalan cepat, korban yang hilang segera ditemukan, bantuan pemerintah terus mengalir tanpa hambatan, dan tidak ada lagi pertambahan korban jiwa.

Mari kita terus mendoakan agar Sumatra segera bangkit, pulih, dan kembali berdiri lebih kuat dari sebelumnya.
Pray for Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.