Jumat, 28 November 2025. Pukul 15:26 WIB

( Dokumentasi : Warga menyaksikan sejumlah rumah rusak tertimbun lumpur dan sampah kayu pascabanjir bandang di Desa Manyang Cut, Kec. Mereudu, Aceh, Foto bersumber dari situs Katadata )
Cuaca ekstrem dan gempa kuat mengguncang Aceh dalam tiga hari berturut-turut, meninggalkan duka dan keprihatinan mendalam.
Aceh dalam Tiga Hari yang Berat — 25 hingga 27 November 2025
Aceh harus melalui hari-hari yang penuh cobaan sejak 25 November 2025. Hujan deras yang tak kunjung berhenti memicu banjir dan longsor di banyak wilayah. Belum pulih dari bencana hidrometeorologi, gempa berkekuatan magnitudo 6,5 mengguncang Kabupaten Simeulue pada 27 November, menambah panjang daftar wilayah terdampak.
BMKG sebelumnya sudah mengingatkan potensi bencana akibat cuaca ekstrem, dan peringatan itu terbukti. Intensitas hujan tinggi, diperparah oleh pengaruh Siklon Tropis Senyar, membuat air sungai meluap dan pergerakan tanah tak terhindarkan di sejumlah daerah.
Dampak Terluas: 16 Kabupaten/Kota Terdampak

( Dokumentasi : Foto udara pengendara melintasi jalan nasional Medan-Banda Aceh yang terendam banjir di Desa Peuribu, Arongan Lambalek, Aceh Barat, Aceh, Foto bersumber dari situs Antara )
Hingga 27 November, banjir dan longsor tercatat telah menjalar ke 16 kabupaten/kota di Aceh.
Data sementara menunjukkan:
- 33.817 keluarga terdampak, atau sekitar 119.988 jiwa
- 6.998 keluarga (±20.759 jiwa) mengungsi
- Sejumlah wilayah terisolasi akibat akses jalan terputus
Warga tidak hanya berhadapan dengan genangan air yang tinggi, tetapi juga terbatasnya mobilitas, fasilitas umum yang rusak, dan ancaman longsor di daerah perbukitan.
Gempa Magnitudo 6,5 di Simeulue
Di tengah upaya evakuasi dan penanganan banjir, gempa kuat mengguncang Simeulue pada 27 November.
Dampaknya:
- 12 warga terluka
- Kerusakan bangunan dan fasilitas publik di beberapa kecamatan
- Guncangan dirasakan hingga ke sejumlah daerah di daratan Aceh
Meski tidak berpotensi tsunami, gempa ini membuat warga semakin waspada dan menambah tekanan psikologis masyarakat yang sudah terdampak banjir.
Status Tanggap Darurat Ditetapkan

( Dokumentasi : Banjir bandang pidie melumpuhkan pemukiman, foto bersumber dari situs Detik )
Melihat bencana yang meluas dan korban yang terus bertambah, Pemerintah Aceh menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi pada 27 November. Status ini berlaku mulai 28 November hingga 11 Desember 2025 untuk mempercepat:
- distribusi bantuan
- evakuasi warga
- penyelamatan di daerah terisolasi
- perbaikan akses jalan dan jembatan
Hingga 27 November, laporan resmi menyebut:
- 35 warga meninggal dunia
- 25 orang masih hilang
- 4.846 keluarga mengungsi
Angka ini diperkirakan masih dapat berubah seiring proses pendataan lanjutan oleh tim di lapangan.
Doa dan Harapan Kami

( Dokumentasi : Rumah diterjang banjir bandang di pidie, Foto bersumber dari situs Antara )
Yayasan Amal Peduli Nusantara menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas bencana yang menimpa saudara-saudara kita di Aceh.
Kami mendoakan:
- semoga para korban mendapatkan kekuatan
- mereka yang hilang segera ditemukan
- para penyintas diberi ketabahan
- pemulihan dapat berlangsung cepat
- dan pemerintah serta semua pihak terkait dimudahkan dalam menyalurkan bantuan serta penanganan darurat
Aceh telah berkali-kali memperlihatkan ketangguhannya. Semoga kali ini pun pemulihan dapat berlangsung cepat dan membawa kembali kehidupan masyarakat ke kondisi yang lebih baik.

( Dokumentasi : Sejumlah warga mengunakan perahu untuk mengevakuasi keluarganya dari banjir di Desa Peuribu, Arongan Lambalek, Aceh Barat, Aceh, Foto bersumber dari situs Tirto )

